Sebagai seseorang yang pernah menjadi siswa dan kini berperan sebagai pendidik, saya telah mengalami secara langsung perubahan besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal digitalisasi dan fleksibilitas pembelajaran.

Dulu, ketika saya menjadi mahasiswa, proses belajar sepenuhnya bergantung pada kehadiran fisik di kelas dan interaksi tatap muka. Materi hanya tersedia melalui buku cetak dan catatan tangan. Namun sekarang, saya melihat bagaimana teknologi telah merevolusi cara kita mengakses, membagikan, dan memahami informasi.

Sebagai guru, saya kini menggunakan platform pembelajaran daring seperti Google Classroom, Zoom, dan Coursera untuk menyampaikan materi. Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah ketika saya mengajar selama masa pandemi. Dalam waktu singkat, saya harus beradaptasi dari mengajar di papan tulis ke mengelola kelas virtual. Tantangannya tidak kecil terutama dalam menjaga partisipasi siswa dan memastikan mereka benar-benar memahami materi.

Namun, dari tantangan itu juga lahir peluang. Salah satu siswa saya yang pendiam dan kurang percaya diri saat di kelas fisik ternyata sangat aktif dan vokal dalam diskusi online. Ia lebih nyaman mengetik pendapatnya dan mampu menunjukkan pemahaman yang luar biasa. Ini membuka mata saya bahwa pendekatan belajar yang fleksibel dapat membantu lebih banyak siswa berkembang sesuai gaya mereka masing-masing.

Perubahan ini menunjukkan bahwa pendidikan kini tidak lagi hanya soal transfer pengetahuan satu arah, tapi soal kolaborasi, kemandirian, dan adaptasi teknologi baik untuk guru maupun murid.